şpan> | |
Ketika setiap insan Islam mengemukakan nilai-nilai kebenaran Qur'aniyah, maka hal itu bukan dan tiada dimaksud untuk menyinggung atau menyakiti siapapun. Sebagaimana kita tahu bahwa dalam nas-nas Qur'aniyah, baik didalam Al Qur'an maupun hadits-hadits yang shahih, banyak tersebar nas-nas peringatan beserta ancaman bagi setiap perilaku anti-Tauhid seperti syirik, kufur, fasik, dan nifak (munafik). Pengemukaan nilai-nilai kebenaran itu adalah sebentuk kewajiban untuk saling mengingatkan di antara sesama insan Islam, dan peringatan bagi umat-umat agama lain yang mau mempedulikannya. Saat kita katakan bahwa hanya insan Islam yang shalih yang punya peluang masuk syurga, atau perbuatan syirik, kufur, fasik, dan nifak adalah jenis-jenis perilaku berdosa yang diancam adzab neraka, dsb, maka sekali lagi bahwa semua itu kita kemukakan bukan karena kita egois dan samasekali tidak untuk menyakiti siapapun. Semua itu kita kemukakan sebagai bagian dari penegakan Kalamullah. Dan insya Allah, semua itu (mesti) kita kemukakan dengan semangat berkasih sayang yang berlaku secara proporsional. Berkasih-sayangnya di antara sesama kaum muslimin, dan dengan rasa kasihan dan menyayangi pula terhadap umat lain yang masih tetap kufur. Bila sebatas memperturutkan hati nurani, barangkali kita akan merasa sungkan dan enggan mengemukakan nas-nas peringatan yang 'keras' tersebut. Dan mungkin saja kita jadinya malah memilih serta memilah hanya untuk berbicara tentang nas yang 'adem-adem' saja. Bahkan lama-kelamaan boleh jadi kitapun jadi ikut-ikutan aneh, dengan meng-acc pernyataan sesat bahwa; 'semua agama sama saja'. Nilai-nilai Islam bersifat kaaffah (menyeluruh dan saling terhubung secara khas antara satu nilai dengan yang lainnya), dan dalam skala proporsional harus dikemukakan secara kaaffah pula. Apabila perasaan (hati nurani) itu dipersatukan dengan pola akal yang (berpikir) lurus, maka pengemukaan nilai-nilai kebenaran itupun akan bernilai kaaffah sehingga jadi bermanfaat bagi setiap orang. Insya Allah dan atas Pertolongan Allah Ta'ala, kita akan diberi kemampuan untuk menyampaikan nilai-nilai yang kaaffah itu secara baik pula. Adapun hasilnya kita serahkan saja kepada Allah Ta'ala, karena tugas manusia Islam hanyalah saling nasihat-menasihati dan saling memperingatkan, dan manusia benar-benar tidak punya otoritas di wilayah hasil atautidakdapatmenetapkan. Allah Yang Al Hasiibu (Maha Penghitung) dan Asy Syakuur (Maha Pembalas) niscaya akan Memberi balasan beserta ketetapan terbaik sesuai dengan kehendak-Nya. Wallahu'alam bisshawab. | Random Ayat Jadwal Shalat Kota Medan Kategori Artikel Menu Situs Media Islam News Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Anwar Iskandar mengukuhkan pengurus MUI Provinsi DKI Jakarta periode 2023-2028, Senin 0.0035820158102767. Pengukuhan yang digelar di Hotel Sultan Jakarta ini dirangkai dengan Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) pertama. [...] ...[Read More]
Di saat banyak orang sibuk melakukan perjalanan mudik dari/ke kampung halaman, masa-masa tersebut menjadi berbeda bagi pemuda asal Aceh ini. [...] ...[Read More]
|
Gen: 0.0043 Sec.Online: 1 | |
Hari Ini: 10 | Total: 114075 2010 - 2024 My Wap Powered by XtGem.Com Web Script: Salawangi Wap CSS edited by Difan96 |